Selasa, 11 Februari 2014

sebuah kisah. "pertemuan"

SEBUAH KISAH

“Pertemuan”

 “Saya tidak mau tau, pokoknya pertemuan berikutnya semua harus bawa materi atau minimal foto copy dari buku audit karangan Haryono Jusup. Kalau tidak, jangan harap saya mau mengajar lagi”.

 Kata-kata itu begitu tegas dan terngiang di telinga mahasiswa satu kelas. Kebencian dan ketakutan bercampur di perasaan mereka. Diantara 40 mahasiswa, mereka meminta tolong kepada satu mahasiswa.

 “andy, tolong kamu cari dong, bukunya, nanti kita ikut foto copy biar pertemuan berikutnya kita bisa masuk kelas”

 Dengan berat hati dan setengah bingung, andy coba menenangkan teman-teman nya. Ia tak ingin terlihat bodoh dan membuat bingung teman satu kelasnya.

 “iya, akan aku usahakan semampunya. Nanti kalau sudah dapet, tak kabarin semua”

 Ia langsung bergegas pergi, bukan untuk mencari buku, tapi hanya untuk menghindari kawan satu kelasnya yang bingung dan sebenarnya dia sendiri juga bingung. Sore itu, andy mencoba bertanya ke perpustakaan kampus, namun ternyata perpustakaan tidak memiliki buku itu. Yang ada adalah buku auditing karangan dari Mulyadi. Ia bingung dan kesal, kenapa antara dosen dan institusi tidak sama. Kenapa dosen mengharuskan buku yang tidak ada di perpustakaan kampus. Pertanyaan itu berputar di kepalanya, sembari mengumpat dalam hati. Satu jam sudah, ia di perpustakaan, sampai ia di ingatkan bahwa perpustakaan akan tutup. Ia pun tak sadar, dan segera bergegas meninggalkan perpus menuju ruang BEM. Sesampainya di ruang BEM, ia menemukan ide, ia meminta tolong kepada Presiden BEM utk meminjam kakak angkat atau jurusan lain yang ikut tergabung di BEM.

 “Bang, mau Tanya, kira-kira yang punya buku auditing karya nya Haryono Jusup siapa ya bang?” “aduh dek, aku faham tentang buku-buku kuliah. Coba kamu tanya sama Dewi, dia asdos, mungkin dia punya bukunya. Nanti sebentar lagi biasanya dia lewat di depan BEM”

 Mendengar jawaban dari senior, andy langsung berfikir bagaimana caranya utk ngomong dengan Dewi, kenal saja tidak, apalagi mau minta tolong.? Disamping itu andy juga mengagumi sosok Dewi yang pandai dan cantik, apa mau dia menolong orang biasa seperti andy. Di sela pertanyaan yang berkecamuk di fikiranya, tiba-tiba Dewi lewat dengan beberapa teman nya. Seketika itu andy tersadar, dan mencoba memberanikan diri untuk bertanya dan melangkah. Dengan berdiri dan berkeringat dingin, mulutnya mencoba utk bertanya.

 “Mbak, maaf, punya buku Auditing karya nya Haryono Jusup enggak ya, kalau punya saya mau pinjem untuk saya foto copy”
 “aduh dek, kelihatane aku punya ne karya nya Mulyadi. Tapi aku ada temen yang punya kelihatane”
 “iya mbak, sy boleh minta tolong utk dipinjemin gak ya” “iya dek, nanti coba tak tanyakan temenku ya..” “iya mbak, makasih banget lho mbak, oiya, mohon maaf mbak, saya boleh minta nomor HP nya mbak Dewi gak”
 “085641******, itu nomorku dek, nanti kalau ada apa2 bisa menghubungi di nomor itu.”
 “Makasih banyak ya mbak”

 Dewi bergegas pergi meninggalkan BEM, tapi andy masih duduk di depan ruangan. Sembari memegang HP, ia tersenyum sendiri. Perasaanya campur aduk, antara bingung dan senang karena memiliki akses dengan Ria. Ia sudah mengetik sms, tapi tak juga dikirimkan, perasaanya masih terasa campur aduk. Tidak terasa, kampus sudah sepi, andy pun bergegas menuju kost. Diperjalanan, ia masi memikirkan tentang pertemuanya dengan Ria. Sesampai di kamar kost, ia segera memegang HP dan mencoba memberanikan diri untuk mengirim sms ke Dewi. “Selamat malam mbak, mohon maaf, saya andy, yang tadi sore mau pinjam buku auditing” Sms telah dikirim, ia pun lega telah mengirim. Tapi ada perasaan ragu, apakah sms darinya dibalas oleh Dewi. tak berapa lama keraguan itu berkecamuk di fikiranya, tiba-tiba HP bergetar, tanda ada pesan masuk. Segera ia buka, ternyata sms balasan dari Dewi. Ia senang bukan kepalang, walaupun sebenarnya inti dari permasalahanya belum terjawab, yaitu Buku auditing. Tapi tak apalah, dalam fikiranya buku audit nomor dua, yang penting bisa berkomunikasi dengan orang yang dikagumi.

Tidak ada komentar: